Ini hari seperti biasa Matahari masih terbit di Timur dan terbenamnya di sebelah barat, aku coba buat betah didepan monitor laptop yang sudah usang ini dan yang sudah menemani perjelanan kuliah ku selama ini, lamaa ?? yaa cukup lama butuh sepuluh semester untuk menyelesaikannya. hehehehe
Kenalkan aku seorang mahasiswa yang sebentar lagi akan diwisuda, yang akan dapat tambahan gelar dibelakang namaku S.IP (Sarjana Ilmu Politik), benaar aku kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, lebih tepatnya dijurusan Ilmu Hubungan Internasional kami sering menyingkatnya dengan sebutan HI, orang orang menyelewengkannya dengan hubungan intim.
Aku bukan mau mengait ngaitkan jurusanku ini dengan Pejabat elit yang sekarang bikin geger masyarakatnya, apalagi bahas tentang foto yang sedang heboh dibicarakan banyak kalangan, bukaaan percayalah. Tapi ya begitulah negeriku sekarang ini, dimana pelanggaran moral sudah dianggap Hak asasi manusia, mau mesum dikantor, mau mesum pakai baju dinas, mau yang dihotel, ketika foto beredar, video tersebar, mereka masih bisa tersenyum didepan TV dan mengaku sebagai KORBAN, aneeeeh.
Etika tak lagi ada didalam dada, Tuhan hanya menjadi simbol saja, Agama cuma ada di kartu pengenal dan sudah ada opini untuk dihapuskan, menandakan negara kita tak lagi butuh Agama, hapus saja sila pertama, biar kita boleh menistakannya, tema orientasi mahasiswa saja " Tuhan Membusuk", mahasiswa terlalu angkuh dengan kesombongan akademisnya, sehingga pendapatnyalah yang bisa saja dibenarkan dengan sudut pandang filosfi yang bebas menurutnya, dan menurutku itu berbahaya bagi mereka yang tak mengenal pendidikan apalagi yang tak sempat membaca buku filosofi.
Sebenarnya masih banyak yang bisa dibanggakan oleh negara ini, kalaupun Negara kita tidak benar benar termasuk golongan negara gagal (Failed State) seperti yang terjadi di Somalia, Chad, Kongo ataupun Zimbabwe, Negara ini masih beruntung mempunyai aset warga negaranya yang masih banyak yang waras, walaupun sebagian ada yang tidak, bila diungkapkan dengan hiperbolis, rakyat yang waras itulah satu satunya aset keberuntungan yang dimiliki oleh oleh negara kita ini, karena sumber daya kekayaan alam dan keberagaman kebudayaannya yang melimpah ruah itu sudah lama diabaikan dan tak terpedulikan.
Telah sekian lama negara tidak lagi mampu melindungi potensi potensi yang sesungguhnya sangat berharga itu, tetapi lebih karena rakyatnya yang masih Waras itu memberdayakan dirinya tanpa merasa perlu bergantung dengan negara. Sampai sampai ada ungkapan yang diungkapkan lewat coret coretan ditembok jalanan " teruslah bekerja, jangan berharap pada negara ". Mungkin itu bentuk kekecewaan ataupun frustasi warga negara ini, Negara sering absen saat rakyat benar benar membutuhkan perannya, yaaaah negara sering direpotkan oleh para pejabatnya yang korup, pemerintah daerahnya yang bermasalah, atau para menterinya juga terlibat skandal, kasus demi kasus tak habis habis diberitakan, rakyat tak lagi jadi prioritas, lihat saja kalau ada bencana yang terjadi, banjir, gempa dan lain sebagainya, yang datang pertama kali bukan pemerintah akan tetapi Mie Instans. hehe
Salam Waras Bangsaku :)
Sebenarnya masih banyak yang bisa dibanggakan oleh negara ini, kalaupun Negara kita tidak benar benar termasuk golongan negara gagal (Failed State) seperti yang terjadi di Somalia, Chad, Kongo ataupun Zimbabwe, Negara ini masih beruntung mempunyai aset warga negaranya yang masih banyak yang waras, walaupun sebagian ada yang tidak, bila diungkapkan dengan hiperbolis, rakyat yang waras itulah satu satunya aset keberuntungan yang dimiliki oleh oleh negara kita ini, karena sumber daya kekayaan alam dan keberagaman kebudayaannya yang melimpah ruah itu sudah lama diabaikan dan tak terpedulikan.
Telah sekian lama negara tidak lagi mampu melindungi potensi potensi yang sesungguhnya sangat berharga itu, tetapi lebih karena rakyatnya yang masih Waras itu memberdayakan dirinya tanpa merasa perlu bergantung dengan negara. Sampai sampai ada ungkapan yang diungkapkan lewat coret coretan ditembok jalanan " teruslah bekerja, jangan berharap pada negara ". Mungkin itu bentuk kekecewaan ataupun frustasi warga negara ini, Negara sering absen saat rakyat benar benar membutuhkan perannya, yaaaah negara sering direpotkan oleh para pejabatnya yang korup, pemerintah daerahnya yang bermasalah, atau para menterinya juga terlibat skandal, kasus demi kasus tak habis habis diberitakan, rakyat tak lagi jadi prioritas, lihat saja kalau ada bencana yang terjadi, banjir, gempa dan lain sebagainya, yang datang pertama kali bukan pemerintah akan tetapi Mie Instans. hehe
Salam Waras Bangsaku :)