Tidak ada yang lebih tabah dari seorang Ibu yang menunggu anaknya dengan sabar di pembaringan pesakitan, komat kamit kecil mulutnya seperti berdialog dan bernego dengan malaikat maut bahwa kematian bukanlah jalan keluar yang harus ditempuh. Kesakitan lebih menakutkan daripada kematian begitulah kira kira kelakar yang pernah kudengar, maut terus saja mengintai diubung ubung atap menunggu waktu yang mantap untuk datang menagih janji yang telah sepakat.
Dua minggu terakhir ini aku terlalu banyak melihat kesakitan yang dialami orang, lebih tepatnya melihat mereka mereka yang berjuang melawan sakit menaruh harapan yang besar pada seorang memakai jas putih, dimana ditangan merekalah nasibnya dipertaruhkan entah sebagai malaikat penyelamat atau berakhir dibalik kain putih yang pasi.
Rumah sakit telah memberi ruang perenungan yang dalam bahwa tiap diri kita selalu diintai untuk mati, melalui pesakitan yang memaharaja ditubuh atau berlalu seperti mimpi, atau membayangkan mati dalam keadaan 'enak', dan selalu menolak mati dengan tercabik cabik, tapi pada akhirnya kita tidak bisa memilih kecuali kau ingin mengakhirinya dengan secangkir kopi yang telah dibumbui sianida atau mati diutas tali yang melilit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar